Sunday, January 6, 2008

wasiat ibu

WASIAT SEORANG IBU KEPADA ANAK PEREMPUANNYAOlehAbu Abdurrahman bin Abdurrahman Ash-ShabihiAnjuran Berwasiat Kepada Calon IsteriAnas mengatakan bahwasanya para sahabat Nabi Shallallahu `alaihi wasallam jika mempersembahkan (menikahkan) anak perempuan kepada calonsuaminya, mereka memerintahkan kepadanya untuk berkhidmat kepada suamidan senantiasa menjaga hak suami.Pesan Bapak Kepada Anak Perempuannya Saat PernikahanAbdullah bin Ja'far bin Abu Thalib mewasiatkan anak perempuannya,seraya berkata, "Jauhilah olehmu perasaan cemburu, karena rasacemburu adalah kunci jatuhnya thalak. Juga jauhilah olehmu banyakmengeluh, karena keluh kesah menimbulkan kemarahan, dan hendaklah kamumemakai celak mata karena itu adalah perhiasan yang paling indah danwewangian yang paling harum".Pesan Ibu Kepada Anak PerempuannyaDiriwayatkan bahwa Asma binti Kharijah Al-Farzari berpesan kepada anakperempuannya disaat pernikahannya, "Sesungguhnya engkau telah keluardari sarang yang engkau tempati menuju hamparan yang tidak engkauketahui, juga menuju teman yang engkau belum merasa rukun dengannya.Oleh karena itu jadilah engkau sebagai bumi baginya, maka dia akanmenjadi langit untukmu. Jadilah engkau hamparan baginya, niscaya ia akanmenjadi tiang untukmu. Jadilah engkau hamba sahaya baginya, maka niscayaia akan menjadi hamba untukmu. Janganlah engkau meremehkannya, karenaniscaya dia akan membencimu dan janganlah menjauh darinya karena diaakan melupakanmu. Jika dia mendekat kepadamu maka dekatkanlah dirimu,dan jika dia menjauhimu maka menjauhlah darinya. Jagalah hidungnya,pendengarannya, dan matanya. Janganlah ia mencium sesuatu darimu kecualiwewangian dan janganlah ia melihatmu kecuali engkau dalam keadaancantik. [1]Pesan Amamah binti Harits Kepada Anak Perempuannya Saat Pernikahan.Amamah bin Harits berpesan kepda anak perempuannya tatkala membawanyakepada calon suaminya, "Wahai anak perempuanku! Bahwasanya jikawasiat ditinggalkan karena suatu keistimewaan atau keturunan maka akumenjauh darimu. Akan tetapi wasiat merupakan pengingat bagi orang yangmulia dan bekal bagi orang yang berakal. Wahai anak perempuanku! Jikaseorang perempuan merasa cukup terhadap suami lantaran kekayaan keduaorang tuanya dan hajat kedua orang tua kepadanya, maka aku adalah orangyang paling merasa cukup dari semua itu. Akan tetapi perempuandiciptakan untuk laki-laki dan laki-lakai diciptakan untuk perempuan.Oleh karena itu, wahai anak perempuanku! Jagalah sepuluh perkara ini.Pertama dan kedua : Perlakuan dengan sifat qana'ah danmu'asyarah melalui perhatian yang baik dan ta'at, karena padaqan'aah terdapat kebahagiaan qalbu, dan pada ketaatan terdapatkeridhaan Tuhan.Ketiga dan keempat : Buatlah janji dihadapannya dan beritrospeksilahdihadapannya. Jangan sampai ia memandang jelek dirimu, dan jangan sampaiia mencium darimu kecuali wewangian.Kelima dan keenam : Perhatikanlah waktu makan dan tenangkanlah iatatkala tidur, karena panas kelaparan sangat menjengkelkan dan gangguantidur menjengkelkan.Ketujuh dan kedelapan : Jagalah harta dan keluarganya. Dikarenakankekuasaan dalam harta artinya pengaturan keuangan yang bagus, dankekuasaan dalam keluarga artinya perlakuan yang baik.Kesembilan dan kesepuluh : Jangan engkau sebarluaskan rahasianya, sertajangan engkau langgar peraturannya. . Jika engkau menyebarluaskanrahasianya berarti engkau tidak menjaga kehormatannya. Jika engkaumelanggar perintahnya berarti engkau merobek dadanya. [2]Bahwasanya keagungan baginya yang paling besar adalah kemuliaan yangengkau persembahkan untuknya, dan kedamaian yang paling besar baginyaadalah perlakuanmu yang paling baik. Ketahuilah, bahwasanya engkau tidakmerasakan hal tersebut, sehingga engkau mempengaruhi keinginannyaterhadap keinginanmu dan keridhaannya terhadap keridhaanmu (baikterhadap hal yang engkau sukai atau yang engkau benci). Jauhilahmenampakkan kebahagiaan dihadapannya jika ia sedang risau, ataumenampakkan kesedihan tatkala ia sedang gembira.Tatkala Ibnu Al-Ahwash membawa anak perempuannya kepada amirul mukmininUstman bin Affan Radhiyallahu `anhu, dan orang tuanya telahmemberinya nasihat, Ustman berkata, "Pondasi mana saja, bahwasanyaengkau mengutamakan perempuan dari suku Quraisy, karena mereka adalahperempuan yang paling pandai memakai wewangian daripada engkau. Olehkarena itu perliharalah dua perkataan : Nikahlah dan pakailah wewangiandengan menggunakan air hingga wangimu seperti bau yang ditimpa airhujan.Ummu Mu'ashirah menasihati anak perempuannya dengan nasihat sebagaiberikut (sungguh aku membuatnya tersenyum bercampur sedih): Wahaianakku.. engkau menerima untuk menempuh hidup baru… kehidupan yangmana ibu dan bapakmu tidak mempunyai tempat di dalamnya, atau salahseorang dari saudaramu. Dalam kehidupan tersebut engkau menjadi temanbagi suamimu, yang tidak menginginkan seorangpun ikut campur dalamurusanmu, bahkan juga daging darahmu. Jadilah istri untuknya wahaianakku, dan jadilah ibu untuknya. Kemudian jadikanlah ia merasakan bahwaengkau adalah segala-galanya dalam kehidupannya, dan segala-galanya didunia.Ingatlah selalu bahwasanaya laki-laki anak-anak atau dewasa memilikikata-kata manis yang lebih sedikit, yang dapat membahagiankannya.Janganlah engkau membuatnya berperasaan bahwa dia menikahimumenyebabkanmu merasa jauh dari keluarga dan sanak kerabatmu.Sesungguhnya perasaan ini sama dengan yang ia rasakan, karena dia jugameninggalkan rumah orang tuanya, dan keluarga karena dirimu. Tetapiperbedaan antara dia dan kamu adalah perbedaan antara laki-laki danperempuan, dan perempuan selalu rindu kepada keluarga dan tempat iadilahirkan, berkembang, besar dan menimba ilmu pengetahuan. . Akan tetapisebagai seorang isteri ia harus kembali kepada kehidupan baru. Dia harusmembangun hidupnya bersama laki-laki yang menjadi suami danperlindungannya, serta bapak dari anak-anaknya. Inilah duaniamu yangbaru.Wahai anakku, inilah kenyataan yang engkau hadapi dan inilah masadepanmu. Inilah keluargamu, dimana engkau dan suamimu bekerja sama dalammengarungi bahtera rumah tannga. Adapun bapakmu, itu dulu. Sesungguhnyaaku tidak memintamu untuk melupakan bapakmu, ibumu dan sanak saudaramu,karena mereka tidak akan melupakanmu selamanya wahai buah hatiku.Bagaimana mungkin seorang ibu melupakan buah hatinya. Akan tetapi akumemintamu untuk mencintai suamimu dan hidup bersamanya, dan engkaubahagia dengan kehidupan berumu bersamanya.Seorang perempuan berwasiat kepada anak perempuannya, seraya berkata,"Wahai anakku, jangan kamu lupa dengan kebersihan badanmu, karenakebersihan badanmu menambah kecintaan suamimu padamu. Kebersihan rumahmudapat melapangkan dadamu, memperbaiki hubunganmu, menyinari wajahmusehingga menjadikanmu selalu cantik, dicintai, serta dimuliakan di sisisuamimu. Selain itu disenangi keluargamu, kerabatmu, para tamu, dansetiap orang yang melihat kebersihan badan dan rumah akan merasakanketentraman dan kesenangan jiwa".[Disalin dari buku Risalah Ilal Arusain wa Fatawa Az-Zawaz wa MuasyaratuAn-Nisaa, Edisi Indonesia Petunjuk Praktis dan Fatwa Pernikahan, PenulisAbu Abdurrahman Ash-Shahibi, Penerbit Najla Press]

No comments: